Kebiasaan Belanja yang Bikin Gen-Z Sulit Menabung - Kumpulan Artikel Bisnis
iklan banner

Kebiasaan Belanja yang Bikin Gen-Z Sulit Menabung

Penyebab Gen-Z Kesulitan untuk Menabung

Perlu diakui, menabung merupakan hal yang tidak mudah untuk dilakukan. Apalagi di tengah tuntutan gaya hidup yang serba modern. Para generasi muda, terutama Gen-Z merasakan semakin berat untuk menabung, karena mereka dihadapkan pada semakin tingginya biaya hidup hingga banyak sekali godaan konsumsi dari berbagai platform digital.

Dampaknya tidak sedikit dari mereka yang kesulitan untuk menyisihkan sebagian uangnya untuk menabung. Uangnya habis digunakan untuk memenuhi kebutuhan hariannya.

Sebuah penelitian yang diselenggarakan oleh Yorkshire Building Society dan Public First mengatakan, lebih dari setengah atau sekitar 52 persen Gen-Z di Inggris tidak mampu untuk menabung sama sekali dalam kurun waktu dua tahun terakhir.

Tidak hanya faktor ekonomi saja yang menjadi tantangan bagi Gen-Z, tetapi kebiasaan konsumsi juga ikut berperan. Kamu jadi penasaran kan, apakah karena keadaan ekonomi atau kebiasaan tertentu yang membuat mereka sulit menabung?

Mari baca artikelnya sampai selesai ya guys!

6 Kebiasaan Belanja Gen-Z yang Bikin Boros, Sehingga Sulit untuk Menabung 

Melalui artikel ini akubisnis.com ingin mengulik apa saja kebiasaan yang bisa menghambat generasi muda, khususnya Gen-Z yang merasakan kesulitan untuk menabung. 

1. Terjebak dalam fashion dan tren kekinian 

Anak-anak muda, seperti Gen-Z khususnya, dikenal sebagai generasi yang sangat concern terhadap penampilan mereka. Mereka kerap mengikuti tren mode terkini, berkolaborasi dengan influencer hingga rela membeli fashion yang notabene harganya seringkali tidak murah.

2. Pengalaman dan aktivitas outdoor 

Generasi Gen-Z seringkali lebih menghargai pengalaman dibanding barang. Mereka rela mengeluarkan uang untuk mencoba melakukan perjalanan, aktivitas outdoor atau berbagai kegiatan petualangan yang lain. Hal ini tentu saja membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

3. Ketagihan pakai layanan paylater 

Saat ini semakin mudah untuk belanja online tanpa perlu membayar langsung di muka, atau istilah kerennya memanfaatkan Buy Now, Pay Later (BNPL). Kebiasaan ini tentu saja membuat mereka bisa saja terjerumus ke dalam utang, jika tidak bisa mengelolanya secara bijak.

4. Membeli produk berkelanjutan 

Para generasi Gen-Z biasanya cenderung peduli dengan lingkungan di sekitarnya. Mereka akan membeli produk yang berkelanjutan atau ramah lingkungan. 

Namun biasanya produk-produk tersebut harganya lebih mahal jika dibandingkan dengan produk biasa. 

5. Pengaruh kuat media sosial dan influencer 

Saya pernah melihat video unboxing seorang youtuber yang rela membeli hoodie branded. Dia sengaja membelinya karena influencer favoritnya melakukan hal yang sama. 

Hal ini tentu saja bisa dibilang jika media sosial dan influencer mampu memberikan pengaruh yang sangat kuat terhadap audiens. Rekomendasi produk dari para influencer kerap mendorong mereka untuk membeli produk yang sebenarnya tidak sepenuhnya dibutuhkan.

6. Teknologi dan gadget 

Gen-Z tidak bisa lepas dari yang namanya teknologi dan gadget. Tidak bisa dipungkiri, sebagian besar generasi muda, seperti Gen-Z seringkali menghabiskan uang untuk membeli gadget terbaru, seperti ponsel, tablet, smartwatch atau laptop. Deretan produk tersebut kerap dianggap sebagai kebutuhan primer oleh Gen-Z.

Konklusi 

Menurut saya pribadi, mencoba sesuatu karena tren atau penasaran merupakan hal yang wajar. Asal jangan berlebihan, apalagi sampai terjebak perilaku Doom Spending. Ini sangat tidak baik untuk masa depan finansial.

Jadi, belilah segala sesuatunya sesuai dengan kebutuhan dan budget. Jangan terlalu memaksakan untuk membeli barang yang sebenarnya tidak kamu perlukan.

Sekali lagi, menabung tidak hanya ketika ada uangnya saja, tetapi juga harus dibarengi dengan komitmen dan menjauhi kebiasaan-kebiasaan boros yang akan menguras isi kantongmu.

Yuk, gunakan uangmu secara baik dan benar, sehingga kamu bisa lebih mudah untuk menyisihkan sebagian uang untuk kamu simpan atau investasikan untuk masa depanmu.

Semoga bermanfaat!

Previous
Next Post »

12 komentar

  1. Memang godaan zaman now sangat kuat bagi Gen Z. Tidak hanya pakaian, makanan dan minuman, serta aktivitas menyenangkan seperti jalan-jalan dan nonton konser, juga jadi penghambat mereka susah menabung. Kalau saya amati, karena ada rasa, belum sah kalau belum mencoba. Jadi akhirnya uang mereka habis untuk memenuhi keinginan, bukan kebutuhan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sebenarnya sah-sah aja sih kalo mereka mencoba sesuatu karena tren atau penasaran, tapi ya perlu dibuat budget yang tepat untuk itu. Agar nggak mengganggu keuangan pribadi sih. Kalo sesuatunya dibuatkan budget, insha Allah aman lah... Asal jangan berlebihan hingga "Doom Spending"...

      Hapus
  2. Sebenernya, bisa untuk ngerem yang namanya ngikutin tren, karena kalo selalu diikutin yang ada kan malah capek sendiri.
    Bisa yuk menabung, walau memang godaan diskon ini sulit dielakkan wkwkwk.

    BalasHapus
  3. Gimana ya Kak, kalo pake p4yl4t3r dapat iming2 diskon jadi para gen Z tertarik untuk memakainya. Aku sih belum berani yaa....

    Trus gen Z cenderung lebih FOMO dan suka nongkrong sana-sini jadinya susah nabung.

    BalasHapus
  4. Kalau ga dipaksain memag menabung itu susah banget, tidak hanya buat Gen Z, tapi generasi milenial seperti saya pun bener-bener harus membuat manajemen keuangan yang baik biar bisa nabung, apalagi gen Z yang godaannya memang lebih besar ya, bener-bener manajemen keuangannya harus kuat

    BalasHapus
  5. Saya merasa sedih waktu ada tetangga yg ngolok ketika kami mendaki gunung katanya hobi murah cuma jalan ke hutan...
    Eh pas anaknya masuk SMA, tertarik naik gunung juga, dia beli semua peralatan baru (karena gengsi) sampai berjuta²
    Puas rasanya saya secaravtudak langsung menyatakan kalau generasi anaknya itu emang terbukti belanja banyak bikin orang tuanya (tetangga yg ngolok itu) gak bisa nabung banyak. Haha...

    BalasHapus
  6. Zaman now emg mudah bgt utk FOMO. Apalagi kalo kerja/tinggal di lingkungan toxic yg apa2 maunya hrs update, ya FOMO itu. Plus kemudahan utk paylater dlm membeli sesuatu. Ya akhirnya bkn malah menabung tp malah beli brg yg sebenarnya bkn kebutuhannya, tp hanya keinginannya demi dpt ‘pengakuan’ org lain.

    BalasHapus
  7. Paylater itu bahaya banget sih, saya aja tergoda pakai tapi takut nanti jadi jerat.

    BalasHapus
  8. Poin 4 sih bagus kalau menurutku. Memang produk seperti itu lebih mahal, tapi kalau dihitung-hitung, dalam jangka panjang jatuhnya malah lebih murah. Ini biasa jadi pilihan bagi yang mau menerapkan slow fashion dan frugal living.

    BalasHapus
  9. Menurutku yg paling kuat emg pengaruh medsos yaa, kek kesihir katanya wkkwwk emang racun banget medsos tuh. kalau bisa taro keranjang aja terus endapkan selama 3 hari wwkw pasti dah ilang kepengennya

    BalasHapus
  10. Bener banget.
    Sekarang memang gaya hidupnya sustainable lifestyle. Jadi belanjanya cenderung hal-hal yang mahal, tapi memang tahan lama. Tapi di lain sisi, belanja itu bikin nagih. Jadi perilaku Doom Spending banget yaah..

    BalasHapus
  11. Keseringan karena gengsi juga sih. Kayak teman-teman yang lain beli kok. Masa aku nggak? Padahal, kadang itu barang nggak terlalu kita butuhkan. Hehehe

    BalasHapus


EmoticonEmoticon