Peran Digitalisasi BRI untuk Masyarakat Masa Kini - Kumpulan Artikel Bisnis
iklan banner

Peran Digitalisasi BRI untuk Masyarakat Masa Kini

Digitalisasi BRI untuk Masyarakat Masa Kini

Bank BRI KCP Unit Bojong, Kabupaten Tegal, menjadi satu-satunya bank yang dengan mudah dapat dijangkau bagi masyarakat Desa Lengkong. Sebuah desa kecil di mana saya dan istri tinggal dan menetap. Jarak yang ditempuh dari rumah ke Bojong harus menggunakan kendaraan, karena jaraknya lumayan jauh. Tidak hanya dari desa saya saja, tetapi masyarakat dari desa di sekitarnya juga banyak yang menabung di BRI.

Makanya tidak heran, setiap hari kerja, BRI KCP Unit Bojong tidak pernah sepi oleh nasabah. Pagi hari saja sudah terlihat antrian panjang nasabah yang ingin bertransaksi melalui teller bank. Biasanya banyak dari mereka yang sengaja datang pagi-pagi sekali agar bisa mendapatkan nomor antrian paling awal. Telat sedikit saja, maka bersiap-siap akan mendapatkan nomor antrian besar.

Berdasarkan pengalaman saya selama tinggal di kampung, tidak semua masyarakat bisa datang ke bank di pagi hari. Ada sebagian dari mereka yang harus berjibaku dengan rutinitas harian, misalnya saja harus belanja ke pasar, memasak atau bahkan berjualan di pagi hari. Setelah selesai, barulah mereka akan datang ke bank untuk bertransaksi.

BRI merupakan bank milik pemerintah yang paling mudah ditemui di pelosok-pelosok desa. Makanya terkadang saya sering mendengar istilah, "BRI adalah bank-nya masyarakat pedesaan", karena saking banyaknya cabang Bank BRI di desa-desa.

Giring Nasabah Menuju Digitalisasi, Ini Langkah yang Dilakukan BRI

Untuk mengantisipasi masalah ketidakefektifan seperti ini, BRI senantiasa menyediakan cara agar seluruh lapisan masyarakat, khususnya di desa dapat mengakses layanan perbankan dengan lebih mudah dan praktis. Terkait hal ini, Direktur Utama BRI, Sunarso mengatakan bahwa BRI terus berusaha memberikan efisiensi layanan nasabah dengan strategi digitalisasi. 

"Dan ternyata kita punya riset, kita punya survei, bahwa masyarakat micro finance di Indonesia itu, pertama mereka sudah paham dengan alat-alat digital, dengan gadgetnya, tetapi mereka kurang paham dengan produk keuangan digital," ucap Sunarso seperti dikutip dari laman ekonomi.republika.com.

Untuk saat ini, digitalisasi BRI menerapkan konsep hybrid bank, yang berarti kombinasi antara layanan digital dan manual. Adapun contoh hybrid bank strategy dari BRI yang paling sederhana adalah keberadaan AgenBRILink di toko-toko kelontong sebagai perpanjangan tangan bank BRI.

Agen BRI Link
Agen BRI Link di desa saya di Lengkong, Tegal

Pada praktiknya, AgenBRILink akan melayani berbagai kebutuhan masyarakat, mulai dari pembayaran tagihan listrik, tagihan air, iuran BPJS, telepon, pembelian pulsa, pembayaran cicilan, top-up BRIZZI, setoran pinjaman, memberikan layanan referral pembukaan rekening tabungan dan pinjaman hingga berbagai transaksi finansial lainnya.

Hingga tulisan ini dimuat, setidaknya BRI telah memiliki lebih dari 666 ribu AgenBRILink yang tersebar di lebih dari 59 ribu desa di Indonesia. Jumlah tersebut mampu meng-cover sekitar 80 persen dari total desa di Indonesia. Bisa dikatakan jika BRI ini adalah 'Pahlawan UMKM' di Indonesia.

Selain AgenBRILink, salah satu implementasi layanan digital lainnya melalui super apps BRImo. Tercatat, jumlah pengguna BRImo hingga saat ini telah mencapai 27,8 juta dengan nilai transaksi tumbuh 76,3 persen. Ini artinya transaksi melalui BRImo telah mencapai nominal Rp 1.896 triliun. Dengan lebih dari 100 fitur di dalamnya, super apps ini diharapkan dapat semakin memudahkan masyarakat.

Tiga strategi digitalisasi BRI dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat

Memasuki era digital, Bank BRI berkomitmen untuk terus memberikan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat melalui transformasi digital. Namun, agar dapat lebih maksimal, BRI fokus pada tiga penerapan strategi digitalisasi yang matang dan terstruktur dengan baik.

Melalui Direktur Digital dan Teknologi Informasi BRI, Arga M. Nugraha mengatakan tahun 2023 ini BRI akan meneruskan proses transformasi digital untuk fokus selama 3 hingga 4 tahun ke depan dengan tiga strategi utama, yaitu :

1. Strategi resiliensi sistem yang dimiliki

Resiliensi adalah kemampuan yang dihasilkan dari dalam diri setiap individu agar mampu menyesuaikan ketika dihadapkan dalam sebuah situasi atau kondisi yang tidak menyenangkan. Pada fokus ini, BRI akan melakukan penguatan pada pusat data, mengokohkan stabilitas dan skalabilitas infrastruktur komputasi awan (cloud), meningkatkan skalabilitas, kecepatan hingga ketahanan pengalaman nasabah dalam mengakses aplikasi.

Seperti dikutip dari cnbcindonesia.com, Arga M. Nugraha dalam keterangan tertulisnya mengatakan :

"Perseroan pun akan mengoptimalkan pengelolaan portofolio aplikasinya. Selain itu, BRI juga terus melakukan inovasi sehingga aplikasi tersebut bisa aplikatif khususnya bagi nasabah di area rural."

2. Sistem open banking

Strategi yang berikutnya adalah open banking (sistem perbankan terbuka), yaitu nasabah dapat melakukan berbagai transaksi digital dengan lebih mudah melalui aplikasi BRIAPI, mulai dari direct debit, pengiriman uang, BRIVA hingga berbagai transaksi lainnya, seperti pengecekan saldo, valas dan mutasi.

Keunggulan Sistem Open Banking BRI

BRI menerapkan teknologi bernama API atau Application Programming Interface agar dapat menjangkau seluruh nasabah. Berkat menggunakan teknologi ini, dapat mengintegrasikan data yang ada di perbankan dengan data yang ada di aplikasi.

3. Fokus pada pengenalan program BRIBrain

Strategi yang ketiga adalah mendorong sekaligus menanamkan program BRIBrain yang lebih analitis terkait data dari produk yang diakses nasabah. BRIBrain sendiri adalah salah satu 'pusat otak' BRI yang berbasis kecerdasan buatan atau AI (Artificial Intelligence) untuk mengkonsolidasikan kapabilitas AI dan analitik, untuk meningkatkan customer engagement, anti-fraud & risk analytics, credit underwriting hingga automasi smart services & operations.

Melalui program BRIBrain, menjadikan BRI sebagai institusi keuangan terbaik se-Asia Pasifik dalam pemanfaatan advanced analytics yang terintegrasi dalam proses bisnis BRI. 

Seperti dilansir dari laman kumparan.com, Direktur Digital & Teknologi Informasi BRI, Arga M. Nugraha mengatakan bahwa salah satu bentuk implementasi BRIBrain adalah recommendation system yang digunakan untuk mendorong akuisisi merchants, debitur usaha mikro dan AgeBRILink.

"BRIBrain menganalisis data nasabah, mulai dari profil, portofolio simpanan dan pinjaman, histori transaksi, hingga lokasi dan demografi. Analisis tersebut menghasilkan skoring, rekomendasi produk yang sesuai dengan nasabah, hingga rekomendasi aktivitas yang dapat dilakukan untuk menyukseskan akuisisi maupun upgrade. Hasil analisis ini kemudian diinfusi ke dalam berbagai platform, produk dan layanan kami," kata Arga.

Menuju Masyarakat yang Lebih Mapan, BRI Wujudkan Inklusi Keuangan

BRI untuk Indonesia ingin mewujudkan inklusi keuangan untuk ekonomi masyarakat yang lebih mapan. Inklusi keuangan adalah suatu kondisi di mana masyarakat dapat mengakses serta menjangkau berbagai layanan keuangan formal secara lebih cepat, lancar dan pastinya aman dengan biaya yang terjangkau sesuai dengan kebutuhannya masing-masing. 

Digitalisasi BRI

Inklusi keuangan di Indonesia terbilang masih cukup rendah. Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), inklusi keuangan yang merata di seluruh lapisan masyarakat dinilai dapat meningkatkan pemerataan ekonomi, khusunya untuk para pelaku UMKM, mengentaskan kemiskinan sekaligus meningkatkan mobilitas sosial.

Tahun 2019 lalu, OJK telah melakukan sebuah survei bernama Survei Nasional Literasi Keuangan (SNLIK) dan menyatakan bahwa indeks inklusi keuangan di Indonesia sebesar 76,1 persen. Jika dibandingkan dengan tiga tahun ke belakang, angka ini menunjukkan peningkatan sebesar 8,39 persen. Meningkatnya indeks inklusi keuangan ini sekaligus sebagai pertanda baik terhadap pemerataan pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

BRI sebagai institusi keuangan mikro terbesar di dunia, memiliki peranan penting dalam usaha untuk mengakselerasi inklusi keuangan di Indonesia. Apa yang telah dilakukan BRI ini telah terbukti dengan diterimanya penghargaan sebagai bank terbaik dalam mendukung inklusi keuangan di Indonesia oleh OJK.

Konklusi

Proses transformasi menuju digitalisasi yang dilakukan oleh BRI ini telah mengubah pola kebiasaan masyarakat, khususnya di pedesaan. Lambat laun, masyarakat mulai terbiasa melakukan transaksi digital secara mandiri, maupun melalui tangan-tangan BRI di lapangan, misalnya saja AgenBRILink yang tersebar merata di mana-mana.

Masyarakat jadi lebih mandiri dan tidak lagi bergantung dengan teller bank untuk melakukan transaksi, yang mana sebenarnya dapat dilakukan di luar kantor cabang Bank BRI, misalnya saja transfer, tarik tunai, membayar tagihan dan cicilan hingga mengecek saldo.

Keberadaan AgenBRILink menjadi peluang besar bagi masyarakat yang ingin membuka usaha baru. Hal ini tentu menjadi roda penggerak ekonomi bagi masyarakat, terutama di pedesaan. Keberadaannya mampu memberikan peluang bisnis yang menjanjikan, sekaligus menyerap tenaga kerja baru sebagai petugas dari AgenBRILink.

Previous
Next Post »
Add Comments


EmoticonEmoticon