Hindari Money Dysmorphia untuk Kesehatan Mental yang Lebih Baik - Kumpulan Artikel Bisnis
iklan banner

Hindari Money Dysmorphia untuk Kesehatan Mental yang Lebih Baik

Apa Itu Money Dysmorphia

Permasalahan keuangan pada generasi muda, khususnya Gen-Z bisa dibilang cukup kompleks. Ditambah lagi dengan pengaruh tren keuangan di media sosial, obrolan tentang inflasi hingga ketidakpastian masa depan ekonomi. Tidak heran jika tren money dysmorphia cukup populer di kalangan Gen-Z dan milenial.

Money dysmorphia muncul lantaran kamu memiliki pandangan yang tidak realistis mengenai kondisi keuanganmu, meski sebenarnya kondisi keuanganmu sedang baik-baik saja alias stabil. Walaupun semuanya baik-baik saja, perasaan "kurang" itu tetap ada.

Mengenal Lebih Dekat Money Dysmorphia 

Seperti dikutip dari laman Very Well Mind, money dysmorphia merupakan suatu kondisi di mana seseorang memiliki pandangan yang tidak realistis mengenai kondisi keuangannya sendiri. 

Biasanya seseorang yang mengalami money dysmorphia sering kali muncul rasa cemas mengenai status keuangan mereka, meski secara objektif sebenarnya mereka mungkin sudah cukup atau bahkan lebih dari cukup. Hal ini lebih mengarah ke perasaan dan persepsi daripada kenyataan yang ada.

Apa Saja Tanda-tanda Money Dysmorphia?

Hal yang perlu diwaspadai adalah jika fenomena ini justru dialami oleh diri kita sendiri. Namun, bagaimana cara mengetahuinya? Berikut adalah beberapa tanda-tanda yang perlu kamu waspadai dari money dysmorphia :

1. Terus menerus merasa kurang 

Perasaan terus merasa kurang selalu menghantui. Padahal sebenarnya keuanganmu baik-baik saja. Pada akhirnya, kamu merasa seperti harus punya lebih banyak uang agar bisa dianggap sukses.

2. Overthinking tentang uang

Ketika kamu mengambil keputusan, tidak jarang selalu dipengaruhi oleh rasa cemas tentang uang. Kamu juga merasa khawatir dengan apa yang orang lain pikirkan tentang kondisi keuanganmu.

3. Tekanan untuk mengikuti standar sosial 

Dalam kondisi tertekan secara finansial sekalipun, kamu tetap merasa harus memenuhi standar hidup yang diperlihatkan di media sosial maupun lingkungan sekitarmu.

4. Perbandingan berlebih 

Salah satu tanda money dysmorphia berikutnya adalah selalu membandingkan dirimu sendiri dengan orang lain, sehingga membuat kamu merasa kurang berhasil. Padahal sebenarnya hidup kamu berjalan baik-baik saja.

5. Menyembunyikan masalah keuangan 

Berbeda dengan loud budgeting, di mana seseorang berani speak up soal kondisi keuangannya. Sementara money dysmorphia, kamu mesti menjaga citra sukses di depan orang lain. Meski sebenarnya kondisi keuanganmu tidak sebaik yang kamu tunjukkan.

Kenali Penyebab Money Dysmorphia 

Setelah kamu mengetahui apa saja tanda-tanda money dysmorphia, selanjutnya kamu juga perlu mengenali apa saja penyebabnya. Hal ini cukup penting diketahui, agar bisa lebih mudah untuk mengatasinya.

Tekanan dari media sosial serta budaya konsumtif, disinyalir menjadi salah satu faktor pemicu munculnya money dysmorphia. Melalui media sosial, mungkin saja seseorang sering kali meniru gaya hidup orang lain, tanpa melihat kondisi finansialnya sendiri.

Sering kali kamu terjebak dalam persepsi yang keliru soal mengelola keuangan dengan bijak. Hal ini karena minimnya literasi keuangan atau kurangnya pendidikan finansial, sehingga lebih fokus pada keinginan untuk tampil lebih dibandingkan dengan kebutuhan dasar yang sebenarnya.

Cara Mengatasi Money Dysmorphia 

Untuk mengatasi fenomena money dysmorphia tidak semudah membalikkan telapak tangan. Hal ini karena berhubungan dengan ritme dalam otak. Namun, tidak ada salahnya jika kamu mengikuti beberapa tips berikut ini :

1. Tingkatkan literasi keuangan 

Memahami tata cara pengelolaan keuangan pribadi, mulai dari cara menabung, Inves hingga perencanaan keuangan, menjadi bekal penting agar kamu terhindar dari money dysmorphia.

2. Susun tujuan finansial yang realistis 

Berpikir secara realistis serta menetapkan tujuan keuangan yang jelas dan terukur, bisa membantu kamu lebih fokus pada langkah-langkah nyata yang bisa kamu tentukan.

3. Batasi konsumsi media sosial 

Media sosial bagai dua sisi mata uang. Di satu sisi membawa manfaat, tetapi di sisi lain bisa juga merugikan. Jika media sosial sering membuatmu merasa kurang atau tertekan, coba kamu membatasi penggunaannya ya.

4. Tingkatkan rasa syukur 

Bentengi diri sendiri dengan rasa syukur terhadap apa yang kamu miliki saat ini. Fokus pada kemajuan yang belum tercapai, bukan pada apa yang belum tercapai.

Konklusi 

Hindari fenomena money dysmorphia yang berdampak pada penyakit mental. Jika tidak ditangani dengan baik, hal ini bisa menyebabkan stres terus menerus mengenai keuangan. 

Jadi, segera atasi masalah keuangan money dysmorphia, agar kamu bisa membangun rasa percaya diri dalam keuangan dan menjaga hidup lebih seimbang.

Semoga bermanfaat.

Previous
Next Post »
Add Comments


EmoticonEmoticon